Sabtu, 18 Juni 2011

diskusi dengan penganut tasawuf sesat

mas topo:

Allah bapa = hakekat = brahma = Dukkha Nirodha Ariya Sacca = tut wuri handayani
Allah putra = syareat = siwa = Dukkha Ariya Sacca = ing ngarso sung tulodho
Allah roh kudus = torekat = wisnu = Dukkha Samudaya Ariya Sacca = ing madyo mbangun karso
tuhan yesus = marifat = aum = Dukkha Nirodha Ariya Sacca = manunggaling kawulo gusti
syareat dalam hakekat
hakekat dalam syareat
pencipta dan ciptaan itu satu

syareat = keadaan
hakekat = ketidak adaan
torekat = diantara yang ada dan tidak ada
marifat = bersatunya yang ada dan tidak ada

silahkan dikalibrasi dengan seluruh pengetahuan dan ilmu anda...
esensi diatas sudah cukup mewakili seluruhnya tanpa terkecuali....

monggo
-----------------------------------------------
saya

mas topo: maaf bahasa yg anda gunakan tdk bs saya pahami,alasannya
1. penyamaan terminologi (=) baru kali ini saya lihat
2. definisi yg kau berikan sangatlah asing, contoh:
syareat = keadaan
hakekat = ketidak adaan
torekat = diantara yang ada dan tidak ada
marifat = bersatunya yang ada dan tidak ada

ini menggambarkan paradigma berpikir anda tdk jelas dan kacau.

maaf coba bisa kau jelaskan apa definisi "paradigma"?

tentunya terhadap org seperti anda, saya hanya bs memberi komentar sekali saja. kecuali anda sdh meluruskan paradigma berpikir anda.
---------------------------------------------------------
mas topo:

Paradigma
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Untuk kegunaan lain dari Paradigma, lihat Paradigma (disambiguasi).

Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif).[1] Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual [2]

Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari bahasa Latin ditahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola; bahasa Yunani paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk "membandingkan", "bersebelahan" (para) dan memperlihatkan (deik) [3]

yang saya tampilkan bukanlah paradigma,tetapi mengambil sebuah keselarasan alam menuju esensinya....
selaras = bergerak dinamis menuju satu arah....
alam semesta itu memiliki sebuah pergerakan dinamis dari refleksi keseimbangan esensinya...
yaitu meliputi...
keadaannya dan ketidak adaannya dimana diantara hal itu terdapat ghoib yang memiliki sifat hukum sebagai penghubung antara sebuah syareat yang kongkret dan hakekat yang berupa ketidak adaan....

kun fayakun....yang terjadi ya terjadilah atau memang begitu adanya atau esensi alam semesta itu merupakan system paning dari keadaan dan ketidak adaan....

yang ada menciptakan yang tidak ada
yang tidak ada menciptakan yang ada
syareat dalam hakekat
hakekat dalam syareat
pencipta dan ciptaan itu satu

mohon dipahami jadi yang saya sampaikan bukanlah paradigma tetapi menuju permasalahan dasar sebagai penggalian esensi alam....
sudut pandangnya tidak sesempit dari pola pikir manusia pada umumnya...
karena observasi dan analisisnya mencakup seluruh hukum aksi dan reaksi dari alam kongkret dan alam ghoib yang dikendalikan oleh hakekat atau hukum yang langsung berasal dari Allah....

sebetulnya yang saya sampaikan adalah dasar penggalian tauhid itu sendiri....
sebuah pribadi yang gagal memahami sesuatu itu bukanlah sesuatunya yang layak dikatakan kacau,tetapi pahamilah intensitas dan intelejensitas pada diri anda,boleh dikatakan anda belum menyentuh matrik2 itu....

seorang murid yang pandai akan selalu bisa mengerjakan tugas2 dari sekolahnya,sedangkan murid yang bodoh kemampuannya hanya sebatas mencaci dan memaki guru dan tugas yang dianggapnya susah untuk dikerjakan....

disini guru dan mata pelajaran bukan menempati bagian yang salah tetapi murid yang bodoh tadi yang gagal memahami tugasnya sebagai seorang siswa...

begitulah perumpamaannya...

monggo
------------------------------------------------
saya:

MAS TOPO SAYA LEBIH MENYUKAI DEFINISI Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif),

ANDA MENULIS: yang saya tampilkan bukanlah paradigma,tetapi mengambil sebuah keselarasan alam menuju esensinya....

mohon dipahami jadi yang saya sampaikan bukanlah paradigma tetapi menuju permasalahan dasar sebagai penggalian esensi alam....
------------------------------------------
mas topo, anda memang tdk menampilkan paradigma, tapi bahasa yg anda gunakan dilatar belakangi dari paradigma yg kacau dan menunujukkan bhw anda belum menemukan sebuah hakikat. 
sungguh nampak anda masih dalam proses menyelami alam pikiran anda sendiri yg mana pikiran anda penuh dgn tanda tanya yg besar tentang misteri alam dan penciptaan.

#apa sih yg anda maksud dgn: "mengambil sebuah keselarasan alam menuju esensinya".

siapapun tdk akan mengerti makna dr bahasa anda, bahasa anda penuh imajinasi idealis, dan saya yakin anda sendiri sebenarnya tdk memahami konsep ataupun ide "mengambil sebuah keselarasan alam menuju esensinya".

tolong atur dgn baik tata bahasa anda, agar orang lain bs memahami pesan yg anda sampaikan, anda mencoba meniru bahasa kaum filosof, namun anda sebenarnya tdk mampu dan justru anda merusak kaidah bahasa yg benar.

saya ingin bertanya, apakah anda belajar filsafat?? filsafat macam apa yg kau pelajari??
anda belajar ilmu tasawuf juga??? pemikiran tokoh siapa yg banyak mempengaruhi anda???

saranku, belajar filsafat boleh2 saja namun awali dulu belajar ilmu logika,
belajar tasawuf/ilmu kebatinan juga boleh2 saja, asal jangan memperturut nafsu. kerja nafsu adalah cenderung mendorong pada kebahagiaan/ketentraman namun nafsu tdk dapat memilah milih apakah kebahagian ini benar atau salah, 
(org hindu yg makan daging babi bs saja bahagia, org atheis berzina tanpa nikah juga bs bahagia, org kafir yg makan hasil riba juga bs bahagia) 

anda ingin tau standar apa yg dipakai oleh nafsu agar bs membedakan antara kebahagian benar atau salah?? yaitu agama,
namun hati2, anda hrs bs terlebih dahulu mencari agama yg benar, bagaimana mencari agama yg benar yaitu dgn mendayagunakan akal,

KETAHUILAH!!!!
AKU ADALAH PENGAGUM AKAL, NAMUN AKU LEBIH MENGAGUMI PENCIPTA AKAL INI.

mas topo anda tdk sadar dgn kekacauan diri anda sendiri, anda berpikir dan berkehendak semau sendiri, 
ingatlah manusia itu lemah dan butuh sandaran,maka jgn menafsirkan dan menjalani hidup seenaknya sendiri. anda harus punya sandaran.

percayalah aku lebih baik dari anda karena aku punya sandaran yaitu agama islam yg benar (al quran dan sunnah) (maaf).

wahai kawan2 islam lainnya jangan lagi ladeni mas topo, saya sering kok bertemu dgn penganut pemikiran aneh yg bergaya seolah2 seorg filosof,

mas kalo mau jadi filosof ngaca dulu mas, intelegensi anda memadai g??
mas tingkat intelegensi org beda2, filosof yg sejati pasti bahasanya indah dan enak, meski ia seorg kafir.
tapi kalo filosof gadungan seperti anda bahasanya kacau, meskipun anda seorg muslim. 

mas polisi aja ada yg gadungan, guru aja ada yg agdungan apalagi filosof.

PAHAM tdk ANDA DGN PERKATAANKU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar